arti sahabat

on Rabu, 23 Maret 2011
annyeong !
oke mungkin judul di atas itu merupakan topik yang udah menjamur di mana-mana.
mulai dari tingkat sd sampe s3
mulai tingkat RT sampe tingkat international
mulai dari kasta paling bawah sampe brahmana
whatever, semua kalangan pasti tau.

lalu, kenapa mesti aku bahas lagi?
nggak tau.
pengen aja.
pasti ada alasannya. ya kan?

yaiyalah, soalnya aku lagi merasakan krisis yang namanya teman deket atau sahabat.
aku masih bingung sama semuanya.
terkadang, seseorang yang kita anggap bisa diandelin dalam suka duka, tempat curhat apa segala macam, malah nggak mau bercerita sama kita.
terkadang, seseorang yang kita anggap nggak berarti justru peduli dengan kita.
terkadang juga, seorang yang mengaku teman deket kita, tapi malah justru ngebohongin kita. malah ada aja yang disembunyiin dari kita.

gini deh, 
enak nggak kalo kita lagi ngumpul gitu sama temen-temen, tapi yang ngobrol hebat heboh itu justru teman dekat kita itu sama teman yang lain. bukan sama kita. mereka ketawa-tawa, nyeletuk apa yang kita sama sekali nggan tau, nggak ngerti dan nggak nyambung.
enak?
sempat terlintas, kalo itu pemikiran orang yang egois.
yah, aku akui itu sebuah keegoisan.
tentu teman dekat sekalipun memiliki space yang nggak semua teman dekatnya tau.
tentu orang itu juga punya rahasia yang nggak mau diceritain ke semua orang, bukan teman dekatnya, tapi dengan orang lain, baru dekat dan dia ngerasa enjoy.
jadi dianggapnya apa orang yang memang menganggapnya sahabat?
menganggapnya sahabat dengan ketulusan. benar-benar tulus.
teman dikala senang aja?
lalu? untuk apa namanya sahabat?
bukankah segala pepatah mengatakan, sahabat merupakan tempat berbagi di SEGALA suasana?
apakah itu hanya bualan belaka?
hanya kata manis yang dikenyataan tak pernah ada?
hanya dongeng yang ber-happy-ending?

aku nggak pernah ngerti dengan orang yang mengakunya sahabat aku, teman dekat aku, tapi malah lebih BAHAGIA waktu jalan sama orang lain.
apakah itu sebuah penghargaan dari satu kata itu? SAHABAT?
hal sepele itu pun nggak dihargai, bagaimana dengan hal yang lain?
hal menyangkut masa depan mungkin? atau menyangkut hati dan perasaan?
tak pernah aku menginginkan teman-teman bermuka dua, tiga, empat itu.
dan aku mungkin orang yang egois.
karena aku cuma pengen orang yang aku sebut sahabat dan teman dekat itu,
senang, sedih, di tiap harinya, ada kebersamaan denganku.
walau hanya beberapa saat.

aku senang bila ada yang bercerita denganku.
berbagi denganku.
terlebih dengan orang yang mengatakan,
"kamu itu sahabat aku, kamu orang yang paling berharga buat aku"
secara langsung.
tapi sayang, itu hanya di dapat di tanah kelahiranku.


oke, sekian dan terimakasih :)



0 komentar:

Posting Komentar