Merbabu via Wekas

on Selasa, 26 Juni 2012
tertanggal 22 Juni 2012.
17 orang berangkat dari Jogja menuju Magelang dan akhirnya sampai di kaki Gunung Merbabu jalur wekas.

persiapan mental, perlengkapan mendaki telah siap. tapi entah kenapa rasanya ada yang kurang. ya, ternyata 3 begundal gak ikut. Widie dengan alasan ga ada duit sama ga dibolehin sama ceweknya. Anton dengan alasan kaki yang keselo juga katanya udah 2x naik merbabu. Kukuh? yah Kukuh. namanya juga Kukuh. sulit urusan. sabar ya Kuh. *loh?

dengan cukup berat hati juga sih berangkat tanpa mereka. makanya malam itu aku pasang muka berlipat-lipat pas di kosmu, Ton. hih! aku gak percaya kalau alasan kalian gak ikut hanya itu semata. pasti ada yang lain!

berangkat dari Jogja sekitar jam 1 setelah para pria menunaikan shalat Jumat menuju Magelang. nggak nyangka jarak gerbang pendakian sama basecamp itu nanjak maksimal. untungnya si Piter kuat. uh emang deh udah terbukti motorku itu. gandeeeem. sampe basecamp rebahan sejenak, lanjut solat trus foto-foto. ehehehehehe.
makan. yah maklum dari pagi belum makan. ckckck mana ada tenaga coba. ngobrol-ngobrol sama pendaki lain juga, cerita pengalaman mendaki Semeru. uwaaaa keren deh pokoknya. :3

fiks, jam 5 kurang 15 sore kita mulai jalan. ajib bener deh bawaan. udah lama ga nggendong carrier. sebelum berangkat, doa dan foto duluuuuu.
gimana rasanya ya bagi para pemula, Anita? Lisa? Seso? Ari? berat? ga usah dirasain. *sombong* *dikemplang jamaah*

okeeey, adzan maghrib udah terdengar. istirahat sejenak. udara mulai menusuk kulit. nafas udah mulai sesek, jantung udah terdengar persis di telinga. *aaair manaaa aaair*

senja berganti malam, gelap. senter-senterpun mulai dinyalakan. dan tentu saja doa terus dipanjatkan. you know-lah gimana parnonya aku. rombongan mulai agak terpisah-pisah. ada yang agak depan. ada yang agak tengah. dan ada yang di belakang. walau begitu, saat istirahat kembali berkumpul bersama.

entah dimana pos 1 berada. rasanya jauh dan lama. fiuhhh. berharap pos 2 segera dicapai. karena di sanalah kita akan mendirikan dome. daaaan sekitar jam 8 malam, kita pun sampai di pos 2. sampe di sana, si Anita sama Lisa hebring kesenengan sambil berucap "selamat ya udah sampe pos 2" ya ampun..

tinggal 1 dome yang belum berdiri dengan seharusnya. yang ngurusin ada dimas, lukman, murni, aku, pandu, amri, gagas, sama anita. banyak. dan itu gak kelar-kelar. hahahahhaha bolak balik pasang lepas dan ... finally jadi juga! *bakar kembang api* >.<

setelah api unggun menyala, solat berjamaah. ih sesuatu banget. dinginnya minta dipeluk. apalagi waktu wudhu. ya ampuuuuuuun air es! hahahaha. rampung solat, trus pandang-pandangan sama... api unggun. sementara, 1 persatu pun berguguran di dalam dome. aris yang sepanjang jalan tadi ngoceh, mulai hilang dengan sb-nya, padahal dia gak di dalam dome. 

hampir setengah 12 malam, sisa aku, murni sama pandu yang setia menunggu air matang untuk bikin kopi. padahal yang pengen kopi pada tidur semua. dingin. dingin bangetlah, air pun matang, kopi pun diseduh dan mulai dinikmati. bangunin aris, kaya bangunin batu. ya udah kita minum sendiri. eh tapi ternyata si seso belum tidur dan akhirnya ikut nikmatin kopi. okey, jangan terlalu banyak minum, susah buangnya kalo malam-malam begini. kita pun memutuskan untuk masuk ke masing-masing dome.

aku paling pinggir malam itu. pertama kali masuk sb, kaya masuk selimut berAC. adeeeeem. tapi lama-lama yah lumayan anget juga. namun tidak berlaku pada kakiku. udah pake kaos kaki, tetep aja dingin. kakiku mulai kumat sakitnya. alhasil aku hampir ga tidur semaleman. tidurpun dengan berputar hingga 720 derajat untuk mencari posisi nyaman dan hangat. tapi ternyata ... not found!

subuh menjelang, solat subuh meski langit sedikit terang.

beberapa sudah stay di depan api. bikin minuman hangat nampaknya. rampung solat, bantuin murni ngelipet sb 1 dome. lagi rempong, si dimas nggilani. teriak-teriak kaya cewek. kemudian masuk ke dome kita. apa banget deh ni orang.
rampung beres-beres, aku sama murni juga beres-beres. mulai memberanikan diri dan merelakan gigi rontok karena air untuk gosok gigi dingin sangat. okey, dan saat difoto si anita ikut nimbrung. aisssh
rampung cuci cuci, matahari mulai meninggi. berjemur sambil menikmati pemandangan gunung susi, sumbing sindoro. aseeeek.

perut sudah minta diisi, oke kita kembali ke rumah. liat para koki sedang masak...sambil ngoceh pastinya. biasalah si aris.


setelah makan, kita pun bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak. *setel theme song AFI* carrier ditinggal bersama dome. insya Allah gak ada akan yang pengen nyuri di gunung.

kaki pegel pun dimulai. napas udah gak beraturan. badan mulai berkeringat. meskipun begitu, raincoat tak kulepas. udah terlanjut dipake. mana gak sangu air lagi. hausnyaaaaa. mesti nunggu temen-temen yang bawa persediaan.

tak pernah terpikirkan olehku kalau menuju puncak selama ini. melihat temen-temen udah dipucuk, eh pas udah di datengin ternyata bukan puncak. jalan kembali mendatar dan kemudian pucuk kembali. namun bukan puncak Kenteng Songo juga. yah istirahat dulu lah.

setelah cukup, menuju puncak pun dilanjutkan. dan akhirnya sampai juga di puncak kawah. dan di sana ada tugu in memorian. sama anak-anak buat foto-foto. sementara Ali dan Ari turun ke kawah dan membuat tulisan ini.
hokyaaaa. semoga SIGPJ makin oye setelah angkatan kami yang unyu ini. *abaikan* perjalanan menanjak dan kemudian mendatar pun kembali dilalui. kurang lebih perjalanan macam ini. *pasang iket kepala* hosh!
menikmati pemandangan yang gak mungkin ada di kampung halaman. benar-benar terekam oleh lensa mata. udara tanpa polusi. hijau. dan biru. subhanallah... dan akhirnya ada puncak di hadapan mata. setelah didaki dengan penuh semangat. ternyata....bukan kenteng songo.
okeeey, nggak papa. kita terus jalan, menuruni puncak ini. jalan kembali menurun dan mendatar. betapa entengnya langkah ini. melihat murni yang sudah jauh di depan membuatku sangat terbakar. *apa banget deh kalimatnya* murni bisa, aku pasti bisa. semangat! jangan loyo! ciat!

saat istirahat sejenak bersama anita, dimas dan lukman. jalan mulai berpasir. minum dulu. sementara yang lain tidur. ya, tidur. dan di hadapanku lukman berasa tidur di kasur. padahal posisinya menantang matahari. dalam hitungan detik, dengkuran pun terdengar. okeeeey, keren banget lha ya, dalam keadaan kaya gini bisa cepet banget tidurnya. ckckck.

jalan lagiiiii, dapat pucuk lagiiiii. yeeeaay! istirahat di pos helipad. dan melihat murni tertidur. pada ngantuk banget kali ya? okelah istirahat yang cukup lama di sini.


Setelah istirahat dirasa cukup, jalan lagiiii. sedikit lagi! yak!


setelah melewati perjalanan turun, datar dan menanjak ini, kita dihadapkan dengan tantangan lain. ya, grepe-grepe batu alias memanjat tebing tapi arahnya ke samping. liat para cowok-cowok yang set set set, sejenak minder. bisa nggak yaaaa. soalnya dibawahnya itu jurang. tapi, ah BISA!
dari tantangan itu pun disambut jalan setapak dengan jurang yang menganga di bawah. yak, jembatan setan namanya. fokus jalan fokus. kemudian jalan lebih berpasir. pasir. dan pasirrrr. mana pegangan buat nanjaknya minim. kalo adapun kurang kuat. baru sadar kalo teman-teman di depan gak ada. di bawah nggak ada. okey, harus bisa lebih dari batas normal lha ya.

meski rasanya pengen jatoh dan pasti langsung nglongsor ke bawah, tapi tangan tetap mencengkeram apapun yang bisa dicengkeram. fiks, setelah dikerjain Ari karna gak jadi narik tanganku, tapi akhirnya dibantuin juga. aku pun sampai di Puncak Kenteng Songo. Ya Allah... aku gak kuat.
tangisku pun pecah. aku terharu. aku bangga sama diriku sendiri. dan aku ingin bagi itu untuk ketiga begundal yang tidak ikut hari itu. HEY KALIAN! AKU DIPUNCAK GUNUNG! dan pastinya akan lebih menyenangkan bila kalian ada di sini bersama kita.

subhanallah, awan dibawah kaki, puncak gunung-gunung di hadapan mata.

sedikit puas berfoto, istirahat dulu. dan aku sedikit mengantuk. raincoat dikencangkan. cari posisi nyaman.

tiba-tiba angin semakin dingin. dari pada nanti masuk angin. kita pindah posisi. yak kembali berfoto.

tak terasa jam hampir menunjukkan pukul 3 sore. sekalian solat ajalah. subhanallah, rasanya mantap banget solat di puncak gunung. lebih dekat.

seusai solat, mari kita berfoto lagi. ciyaaaat!
saatnya kita kembali. karena tidak ada yang membawa senter, maka kita harus tiba di pos 2 sebelum gelap. okey, mengejar maghrib ceritanya. rombongan pertama para LAKI, yakni dimas, lukman, adip, sama ahyar yang katanya pengen ngetrek, biar bisa beres-beres dulu di sana. selang berapa menit, aku dan yang lainnya pun menyusul.

di sela-sela istirahat, wajib deh mengabadikan momen-momen sore di atas ini.




rombongan yang tadinya bersatu, kembali terpisah-pisah. murni, anita, seso, ari berada cukup jauh di depan. awalnya aku ikut rombongan hore-hore, kenapa? soalnya sepanjang jalan mereka nyanyi-nyanyi cempreng. jijik emang, tapi ya dari pada sepi sih.

lambat laun, aku hanya berdua dengan Ali. okey, nyamain langkah sama Ali itu sesuatu. jalannya cuepet banget. yah mungkin ini namanya ngetrek. dua kali aku kepleset gara-gara gak seimbang, tapi gak papa. malah buat guyon kita. apalagi si Ali bawa sampah botol yang digantung sama carriernya. jadi kalo Ali turun ke bawah, si botol bakal krompyang-krompyang.

hari mulai gelap, langkah semakin cepat. dan sayup-sayup mendengar suara orang-orang. aaaaah! sampe juga pos 2. alhamdulillah, tepat pada waktunya.
entah kenapa malam itu terasa sangat dingin. parah banget deh. mana pas di atas aku sempat muntah, yak nampaknya aku masuk angin. alhasil badanku kurang enak dibawa lama-lama berdiri. lisa yang baru datang bersama rombongan pun, langsung tepar di dalam dome.

rampung solat maghrib, aku langsung masuk dome. badanku benar-benar gak enak waktu itu. aku pun masuk ke dalam sb. begitu juga dengan lisa. anita di sampingnya berusaha untuk merawat. sementara mama murni mondar-mandir. ngambilin batu angetlah buat hangatin kaki kita, ngambilin ronde-lah, ngambilin makan kita-lah. aaaah murni. *mata berkaca-kaca*

sekitar jam 10 dome cewek udah terisi dengan ulat keket, maksudnya kita-kita yang ber-sb-ria. tidur saling berdempet biar anget. dan aku ganti posisi dengan murni, malam itu dia yang di pinggir.

dan jam setengah 2, aku mulai dengar suara kedinginannya lisa. saat kucek keadaannya, ternyata sb tak menutupi badannya dengan sempurna. aku pun ngecek keadaan yang lain. saat mau benerin punya anita, aku bingung kakinya dimana, eh ternyata di tidur kaya udang. hadeh. aku pun tidur sambil memeluk si lisa. eeeh gak seberapa lama, murni mulai dengan suara kedinginanya, beserta gerak tubuhnya. okey fiks, aku berpindah tubuh. meluk mama murni.

sampe menjelang subuh, aku sibuk pindah obyek pelukan. akhirnya sekitar jam 4, aris dan lukman ngoceh sambil nyalain api unggun. katanya sih kebangun karena ketetesan air embun. si lisa pun terbangun. tante vivi juga terbangun. mereka keluar dari dome. aku dan murni persis ulat keket, gerak-gerak dempet, cekikikan gak jelas. si anita sendiri kedinginan, dan akhirnya dia ikutan keluar. sisa aku dan mama ulat keket eh murni yang ngulet-ngulet.

dan aku kaget pas mau nyari carrierku, ada es nya! paraaaah!
dan para manusia kedinginan itu pun asyik menghangatkan diri, sambil menunggu air matang.


perut mulai krucuk krucuk, dan kita pun mulai masak mie. acik aciiiik. rampung makan dengan penuh perjuangan. saling perang sendok, garpu dan sumpit. saatnya mengejar matahari. uyeeee! berjemur sambil senam-senam. dengan theme song SNSD - Mr. Taxi instruktur si lukman. fikssss.




selesai senam-senam geje, kita pun berkemas. sikat gigi cuci muka, yah rutinitas semacam itu lah. matahari mulai meninggi, waktunya turun gunung! basecamp i'm coming!
dan kau tau saat sampai di basecamp, di sana ada yang jual cilok segede bakso. lumayan ngisi perut. si lisa beli es krim juga. lumayaaaan. dan setelah antri mandi mulai longgar, mulai masuk ke kamar mandi mandi. pertama cuci kaki, edyan! ini dipasangi dispenser apa ya? waktu tak guyur ke badan, badanku berasap, mamen! byur. mati. sabunan. byur. mati. padahal itu hampir jam 1 siang. Tuhan...

rombongan pun mulai meninggalkan basecamp. sampai di magelang, mampir di SS untuk ngisi perut. akhirnya, makan normal jugaaaa. nyum nyum nyum.
okeeeey deh, setelah mampir di rumah lisa, disuguhi es campur. segernyaaaa. dan tiba-tiba rempong dengan masalah persewaan perlengkapan. karena kita nyewanya jadi 3 hari. alamak! kering langsung dompetkuh. fufufufu.

tapi ya sudahlah, semuanya terbayar waktu di atas puncak sana. sampai jumpa lagi di puncak gunung lainnya yah! salam!

"hidupku tak lagi monoton sejak Tuhan menghadirkan kalian, teman" 

mengutip kalimat mama murni :
"di gunung, kita dituntut untuk bisa lebih dari batas kemampuan seperti biasanya."

intinya,
"kita bisa, saat kita mau. dan itu indah saat kalian di sampingku."

 untuk ketiga begundal yang tidak ikut serta,
"lain kali, kita ke puncak bersama ya. aku ingin menangis di hadapan kalian"

salam lestari!
  
milkysmile

lebih sekedar teman

on Senin, 11 Juni 2012
persahabatan itu tidak untuk dikenang. karena tidak ada istilahnya mantan sahabat. atau derajat sahabat yang menurun menjadi teman. itu bukan #persahabatan. sampai kapanpun persahabatan tetap persahabatan.

sahabat itu seperti asam mefenamat yang bisa meredakan sakit. sahabat itu seperti rem disaat kita kesal atau marah. sahabat itu tidak bisa diganti dengan sejuta puding atau sejuta pisang bakar. 

persahabatan itu terbentuk atas kenyamanan personilnya. nyaman bersama. nyaman ketika bisa berkumpul. senang bila sahabatnya senang. sedih bila sahabatnya sedih. persahabatan itu saling peduli dalam kondisi apapun.

yah, terkadang sahabatpun punya kehidupan pribadi. yang tidak mungkin sahabat lainnya untuk ikut campur. dan ketika persahabatan itu dimasuki dengan person yang "baru" dan membuat sedikit badai di sana, yakinlah, para personil persahabatan itu belum siap. belum siap menerima yang baru. belum siap kehilangan dan belum siap untuk berpisah.

dan diri ini sendiri, seperti kehilangan arah kala tak bersama mereka. dan termasuk dari person yang belum siap dengan akan adanya perpisahan.

~kalian yang ada di bulir air mata dan tawa lepas ini, para begundals..


milkysmile