surat kecil untuk pedamping hidup

on Sabtu, 30 Juli 2016
hai, kamu.
yang selalu kurindu.
aku sudah tak sabar untuk memandangimu.

di suatu sore yang mendung, kamu tidur di pangkuanku.
dengan lembut kusapu wajahmu yang mulai menghitam 
terpaan hujan, panas serta peluh keringat jadi satu
ya, demi kita.
aroma timun segar menyeruak saat kusapukan masker di wajah tegasmu
menembus rambut halus yang tumbuh di dagu
tanpa sadar aku tersenyum,
kamu begitu menggemaskan dengan masker hijau.

ketika masa itu tiba, aku akan sangat bersyukur kepada Tuhan.
karena mempertemukanmu yang meskipun tidak sempurna,
namun paling pas denganku.

senyumku disusul dengan tetesan airmata dan jatuh tepat di kelopak matamu.
tiba-tiba kamu membuka mata dan aku tersentak
kamu bangun dan memandangiku
dengan lembut kamu usap airmata di pipi

"Jangan terharu gitu. Aku tau aku ganteng dan menggemaskan."
kudorong pundakmu pelan. kamu selalu menggodaku.
kamu terkekeh.
kontan masker di wajahmu retak dan remahannya berjatuhan.
aku tak sanggup menahan tawa.



Tuhan, terimakasih atas penantian ini.
dan semoga ini tak sekedar jadi tulisan.
Bismillah...


Sabtu sore ditemani semilir angin dan langit mendung
MIRA ANGGRAINI