Pendakian Merapi

on Selasa, 14 Mei 2013
tertanggal, 12 April 2013.
~Persiapan ba'da Jumatan.
 
 
 
Rencana ba'da jumat langsung brangkat. tapi karena kurang persiapan dan lain hal, akhirnya ba'da ashar kita baru mulai meninggalkan kota jogja menuju magelang, kemudian menuju selo.

nyampe basecamp di kaki merapi sekitar jam 6 sore. waktu itu, gerimis dan anginnya gila dingin banget. mana aku cuma pake jaket jumper doang. agak kecewa sih sama basecampnya. tempatnya kecil, kalo banyak orang jadi susah mau solat segala. ya karena nggak ada masjid di sekitar situ. akhirnya, kita bikin 2 kloter. waktu itu kita bingung mau beli makannya gimana. menurut pendaki lain sih, harusnya makan dulu pas di bawah tadi. katanya ada angkringan pas dipertigaan sebelum menuju basecamp. itu enak dan cuma 7ribu rupiah bisa makan untuk dua orang! murah sih, tapi masa iya, mesti turun lagi? daaan, akhirnya aku gak tau kenapa, nggak ada yang makan malem sebelum mendaki.

setelah berdoa bersama, sekitar jam 8 kita mulai mendaki. di awali dengan tanjakan yang masih beraspal, cukup buat pemanasan sebelum pendakian sebenarnya. belum apa-apa udah bikin ngos-ngosan. hahaha. kita jalan menuju Joglo yakni semacam pendopo yang di sekitarnya ada warung-warung yang mana kalo siang hari menjual makanan. tapi karena kita ke sana malam, jadi gelap gulita. oh iya, di sana juga ada tulisan NEW SELO. kalau kita lihat dari jauh, mirip dengan baliho hollywood yang di amerika itu.

istirahat sebentar untuk lebih mempersiapkan diri, kemudian kita lanjut lagi. entah karena laper atau apa, stamina cepet banget abis. tapi karena kita jalan santai, nggak ngoyo dan nggak ngejar apa-apa, kalo capek ya istirahat. daripada memaksakan badan, malah akan berdampak buruk ke depannya. waktu itu aku ketinggalan di belakang bareng Anton dan Aris. pas istirahat, aku tiba-tiba ngerasa mual. Anton mulai ngeluarin roti sisir kebanggaannya. aku mulai mengunyah dengan segala upaya, dengan bantuan air agar dapat tertelan. merasa lebih baik, kami mulai jalan lagi. menyusul yang lain.

di istirahat berikutnya, aku mulai pengen muntah banget. dan benar aja, semuanya keluar. yang baru saja aku makan tadi. Ya Tuhan, aku ngerasa payah banget. dua orang itu kembali membantuku. memijat tengkuk, agar legowo. setelah merasa lebih baik, minum air putih dan permen coklat sebagai pemanis mulut. kami kembali menyusul yang lain.

pendakian merapi ternyata lebih menanjak dari pendakian merbabu yang lalu. terlebih gerimis yang menemani pendakian kami membuat tanah dan batu menjadi lebih licin saat dipijak. mengenakan jas hujan atau ponco atau raincoat dianjurkan untuk menghadapi cuaca seperti ini. agar tubuh nggak basah, mengurangi dingin, bisa juga untuk melindungi baju agar nggak kotor waktu senderan atau duduk ketika beristirahat.

aku nggak tau apakah kami telah melewati pos I, pos II, atau lainnya. yang ada dipikiranku bagaimana aku menej tubuhku agar nggak telalu lelah. dan padahal aku selalu melihat jam tangan ketika aku beristirahat agar aku tau berapa lama aku berjalan. tapi karena aku pelupa, hmm... ah sudahlah.

stamina yang lain pun nampak telah berkurang, aku mulai menyusul Murni dan Mbak Rahma yang berada di depanku. Anita tertinggal bersama Anton. Sedangkan Lukman yang sempat aku lihat, nampak tiduran, mungkin saking lelahnya. dia ditemani oleh Aris. Oh iya, aku juga beberapa kali beristirahat bersama Widi, yang keliatan banget kelelahan. gimana enggak, 7 botol air mineral 1,5liter berada di punggungnya. sedangkan aku? hanya pakaian ganti, dan 1 botol air 1,5liter. itupun rasanya berat banget. berbeda dengan Ali yang tetap tersenyum, tak pernah terlihat lelah. ckck. anak ajaib.

tiba saatnya teman-teman mulai mendirikan dome. cukup sulit menemukan dataran di merapi. dan terpaksa kami hanya bisa mendirikan 1 dome. aku hanya bisa duduk memandangi mereka bekerja. hanya membantu memegangi lampu senter. beberapa kali aku ditegur, mungkin mereka memastikan aku nggak tertidur atau sakit. tubuhku mulai menggigil. dalem hati, aku berdoa supaya aku nggak kena hiportemia.

dome jadi, lantas aku disuruh duluan masuk, biar nggak kedinginan lebih lama. jaket, sleepingbag langsung dikasih sama Dimas. segera mungkin aku pake semua dan langsung rebahan. tak seberapa lama cewek yang lain ikutan masuk. tidur berlima saling berdempetan agar lebih hangat. hingga pagi menjelang, yang kuingat hanya aku yang menggigil, aku sama Murni tindih-tindihan kaki biar anget. aku merasa tanganku mulai dingin padahal aku masih mengenakan sarung tangan tebal. kulepas, dan kudapati tanganku yang mengeriput. ternyata sarung tangannya basah. *yaelah bro* Mbak Rahma juga membantu menghangatkan badanku yang terus bergetar. ah, terimakasih banget.

terdengar suara ribut-ribut di sekitarku. tapi aku memutuskan tetap berada di sleepingbag terhangatku. hingga akhirnya saat kubuka mataku, hari sudah terang. kudapati Dimas, Lukman dan Anton yang sedang tidur di samping-sampingku. sungguh mengenaskan melihat mereka yang tidur. oh iya, para cowok kan semalaman tidur di luar. tanpa dome, tanpa alas. hanya jaket, mungkin.

aku keluar dome, di sambut pemandangan luar biasa. puncak merbabu di depan mata. sementara gunung di samping kiri atau sebelah barat, ah, sedikit barat daya mungkin, ada sindoro, sumbing, gunung ungaran dan gunung slemet yang agak samar. aiiih cantik bingit. perut berbunyi karena gak diisi sejak malam. melihat ada cemilan cokelat langsung disikat. sampe-sampe ada mie yang tersisa di panci pun nggak kelewat. hehehehe.
 
oke baiklah, mari kita lihat foto para peserta pendakian kali ini. mereka berpose saat aku masih tertidur di dalam dome. ah curang banget!
Entah ini sebelum atau sesudah solat subuh
 
Entah apa ini, semacam adegan film. Hahaha
 oh ya, mari aku perkenalkan satu-persatu para peserta pendakian.
 
 
 
 
 
 

menjelang jam 7 pagi, kami kembali mendaki menuju puncak. Lukman dan Anton tinggal di dome. katanya sih udah nggak kuat lagi. pendakian semakin ekstrim. menapaki jalan penuh batu. sekali aku hampir terpeleset. karena batu yang kupijak longsor. aku berjalan beriringan dengan Widi dan Dimas di belakang. sementara yang lain cukup jauh di depan. seneng banget jalan bareng dua anak ini. mereka berdua gak henti-hentinya menyemangati aku yang kepayahan ini. *halah* terlebih Widi bawa kamera dslr-nya dan Dimas yang beberapa kali bantuin mijet kaki kiriku yang ngilu. katanya sih keram. dipegang aja keras. mungkin kayak singkong kali ya. *aposeh*

di sini, aku dan Widi memiliki misi yang sama. yakni memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk orang yang kami sayangi. kalo Widi untuk ceweknya, aku untuk Bapakku.
 
 
 
dan akhirnya kami berjumpa juga dengan rombongan pertama yang sedang asik foto-foto. istirahat dulu laaah~

 
 
 
 
 
 
 setelah cukup berfoto dan beristirahat ria, perjalanan kembali dilanjutkan. capcuuus..
 
Foto lagiiii -____-
 oke, baru nyampe di bawah pasar bubrah. foto lagi. rasanya pengen tiduran.
 
 
 
 baiklah, perjalanan dilanjutkan ke pasar bubrah. ciyat!
 
 
 karena kekuatan sudah dirasa makin menipis, yang pergi muncak hanya 4 orang, Widi, Aris, Ali dan Mbak Rahma. super sekali mereka, apalagi Mbak Rahma yang mengenakan rok untuk menapaki pasir setebal itu. sementara yang tinggal di pasar bubrah, foto-foto~

Kenampakan Merbabu dari Pasar Bubrah
 
 
Ini gaya alay, kata Dimas
 
 
 
 
Leyeh-leyeh
Udah kayak orang naik haji aku
 Di Pasar Bubrah ini kita berjumpa dengan rombongan dari Jogja juga, sebagian besar dari UNY fakultas olahraga. mereka ngajak foto bareng. rame-rame. tapi sayangnya kita nggak punya fotonya. kemaren pake kamera mereka semua. ah sayang banget, padahal ada yang ganteng. *lah*

Sementara itu mereka yang berjuang menuju puncak...
 
 

Katanya sih untuk muncak, temen-temen membutuhkan 1 jam. dan karena posisi di pasar bubrah udah sangat berkabut, kami pun turun kembali ke dome. untuk turun, menapaki batu yang cukup besar, berapa kali aku terpleset. kakipun kembali ngilu. alhamdulillah banget punya temen -Dimas- yang mau pijetin kaki biar gak keram dan temen yang mau nggandeng, bantuin jalan -Murni- 
ah menye-menye sekali saya~  

sampai di dome, kita menemukan 2 makhluk yang mengaku tak berdosa sedang tidur. karena sudah sangat kelaparan, Fatim masak nasi, Anita ngerebus sayur, aku sama Murni goreng tempe dan Dimas bantu ambil ini ambil itu. setelah tempe masak, Dimas bikin sarden sama mie goreng. aku bikin sambel pecel. banyak juga ya yang dimasak? ya sudah, namanya juga buat orang banyak. 

tanpa berdosanya, Anton dan Lukman bangun menatap kami yang sibuk masak. dan mereka bilang, mereka makan roti sama sarden yang masih dikaleng yang belum dimasak itu. mbayanginnya aku tiba-tiba mual. tapi yah begitulah mereka. kadang-kadang gak masuk akal. dan tanpa berdosanya juga mereka mulai nyemil tempe yang sudah masak! rrrr~
 
Tersangka!
 
 dan akhirnya kita makaaan! horeee!

 
ya ampun, jelek banget muka gueh! tapi, masakan kita enak kok! haha
 sementara itu mereka yang berada dipuncak...
 

cukup lama menunggu mereka berempat yang abis muncak. dan sesampainya mereka, mereka langsung makan dengan lahapnya. kasian juga ngeliatnya. dan ternyata mereka tersesat saat turun dari pasar bubrah. ya karena kabut itu. emang tebel banget sih. tapi alhamdulillah mereka bisa kembali dengan utuh. hihihi.

rampung makan, istirahat bentar. baru deh kita beres-beres. ngumpulin sampah, ngelipet dome. packing lagi. pulaaang! Jogja tunggu kami! daaan setelah kita kembali menyusuri kembali jalan yang kami tempuh malam tadi, sampai juga kita di Joglo lagi. yehhh! tapi ternyata foto blur semua -__- ah sayang bangeeet. hmmm, ya sudahlah, next time Insya Allah~

 
 

sekitar jam 5an, sampai di Joglo, kita solat Zuhur dan Ashar yang digabung. rampung solat, masih mengenakan mukena, menunggu maghrib. ampun deh dingin bangeeeet. aku bersin-bersin terus. dan meler. haduh.. setelah semua-semua, kita turun menuju basecamp, ambil motor sama bayar parkir. 1 orangnya Rp. 5000,- oh mungkin, itu biaya masuk gitu kali ya. aku kurang paham. mungkin, aku harus tanya lagi sama temen-temen. hahaha. oke deh, waktunya pulang Jogja! sampai jumpa di cerita perjalananku selanjutnya! *berasa jadi traveller* hahaha : )

di kamar yang selalu menantikan liburan, hari yang cukup mendung untuk nyuci baju,
MIRA ANGGRAINI

2 komentar:

Murni Husada mengatakan... Balas komen

waah fotoku banyak yah :D
*salahfokus

Lukman Sulaksono mengatakan... Balas komen

waah fotoku dikit yah :D
*salahfokus

Posting Komentar