Berawal dari ide Murni yang pengen ngasih "kado" untuk ulang tahunku, maka 4 Mei kemarin kita berdua sepakat untuk mencoba melancong ala-ala backpacker ke Solo. *yaelah cuma Solo* eits, jangan salah. bagi orang yang belum tau sama sekali solo seperti kami berdua ini, tentu menjadi hal yang cukup luar biasa. karena baru pertama kalinya, cuma berdua, nggak pake pengawal *emang putri keraton?*, nggak minta temenin cowok, dan budget pas-pasan.
Malem sebelum keberangkatan, kita mulai nyari jadwal kereta menuju Solo. tentu kami nyari yang murah dong. yap, kereta prameks (prambanan ekspress) yang merupakan kereta ekonomi dengan tarif Rp.10.000,-. dan kita pun mendapatkan jadwal kereta dari sebuah akun facebook. setiap 1 jam sekali ada jadwalnya. mulai dari 05.30, 06.30 dst. kami sepakat mengambil yang 06.30. malam itu juga kami beli bekal untuk di jalan besok. belajar dari pengalaman, hal-hal sepele seperti ini usahakan dilakukan segera mungkin, untuk menimimalisasikan keterlambatan keberangkatan. sebelum tidur kami masih berkutat dengan tujuan yang akan dikunjungi di Solo. mulai deh searching lewat blog-blog orang. dan jadilah daftarnya di notebook Murni. mulai membayangkan, dari pagi pas nyampe Solo mau ngapain aja, kemana aja. wah, gak sabar besok!
Subuh menjelang keesokan harinya, rampung solat. kita mulai siap-siap. packing ulang barang yang mau di bawa, rempong sana sini karena agak kesiangan. dan kita mulai tancap gas menuju Stasiun Lempuyangan. parkir motor buru-buru, dan kita menuju loket. kemudian kita mendapat kejutan. yap, ternyata jadwal kereta sudah berubah! *bakar kembang api* lalala.. kereta prameks udah berangkat setengah 6 pagi tadi. dan yang keberangkatan selanjutnya 10.56. helooo planning pagi-pagi udah di Solo gagal total! masa baru berangkat jam segitu?
akhirnya kita wasting time di Malioboro! yeah, pertama kalinya selama kuliah di Jogja sarapan di Malioboro. dari semua pedagang sarapan yang ada di sana, kita memutuskan untuk makan di gerobak soto sepasang suami istri ini *sotoy bet deh* nanya dulu sih berapa seporsinya. ibunya bilang 8ribu. tanpa pikir panjang aku langsung bilang oke. aku rasa masih masuk akal untuk harga segitu di tempat wisata kaya Malioboro. kita pesen 2 porsi soto dan 1 teh hangat.
rampung sarapan yang yah...rasanya cukup nggak ada alias datar tanpa rasa, meski udah dikasih jeruk nipis, kecap sama sambel yang cukup banyak. tapi yang penting perut keisi dululah. kita berdua jalan menyusuri jalan Malioboro. tepat di seberang batik danar hadi, kita duduk untuk istirahat sebelum kembali.
jam 8an, menuju Stasiun Tugu, parkir motor dan beli tiket. yap, akhirnya kita memutuskan untuk naik K.A Sriwedari yang berangkat 09.15, karena hanya ini kereta yang berangkatnya agak pagi, dengan harga Rp.20.000/orang. well, mahal juga yes? berdua jadi 40ribu. phew~
sambil menunggu kereta, kita pergunakan untuk mengambil gambar. iya, foto-foto. kereta datang sekitar jam 8 lewat hampir setengah 9, setelah penumpang yang baru datang turun, kita mulai naik. mulai pilih-pilih tempat duduk. di sini aja, eh situ aja. udah duduk, ah sana aja. iya, kita sampe pindah 3kali biar dapet tempat duduk yang oke. kita duduk berhadapan. biar enak kalo ngobrol.
tiba-tiba aku pengen buang air kecil, pas tanya ke petugasnya, ternyata wc kereta baru bisa dipake pas udah jalan. oke deh, aku keluar gerbong menuju toilet di stasiun. cukup lama loh, menunggu keberangkatan. ACnya pol-polan lagi. kalo lagi siang panas gitu nggak papa. ini masih pagi, dan suhunya cukup dingin. mulai mendekati jam 09.15 penumpang semakin penuh, hingga akhirnya bangku di sampingku terisi oleh mas-mas berbaju kotak-kotak biru tua, dan bangku di samping Murni diisi oleh mbak-mbak yang telinganya disumbat earphone.
kereta mulai jalan, duh, rasanya seneng bingit. udah lama gak naik kereta *norak*. liat sawah, rumah-rumah di pinggir rel *oke, semakin norak* ngobrol-ngobrol nggak jelas sama Murni. sampe akhirnya aku sms Murni karna penasaran sama tampang mas-mas di sampingku. Murni ngakak baca smsku, kemudian membalas smsku. "biasa aja tuh. tampangnya kayak mahasiswa baru deh." oh oke, kita berdua ngikik seolah kereta punya kita bedua.
jam 10 lewat, kita sampe di Stasiun Purwosari. disambut dengan para tukang becak yang bersiap mengantarkan menuju tempat-tempat di Solo. sebenarnya Murni pengen kita naik bis umum aja, karena harganya pasti murah. tapi karena aku nggak tahan naik bis alias mabuk, jadinya kita jalan kaki! yeah, menikmati terik matahari Solo di bawah naungan pepohonan sepanjang jalan Slamet Riyadi. setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, kita sampai di depan Solo Grand Mall. lucu sih backpacker tapi mainnya ke mall. rencana sih mau solat zuhur di sini sambil nyari makan kalo ada yang murah. oh iya, lumayan kan ngadem juga.
keliling-keliling nggak jelas sampe lah kita di lantai yang semuanya
jual makanan. mulai menyisiri satu persatu sambil melirik harga.
rata-rata pada jual steak, coba! dan akhirnya kita juga makan itu.
dengan menu chicken crispy + nasi putih + teh enak = Rp. 9500. dan
rasanya? voila! lidah kita terasa terbakar saat mengunyah nasinya!
kayaknya nasinya ikut di panggang gitu kali ya? nasi punya Murni sampe
ada bagian gosonnya di bagian bawahnya. luar biasa! rasa steaknya? yah,
sesuai harga sih.
muterin Mall, ternyata cukup banyak yang menjual asesoris untuk cewek, ya semacam stroberi gitu. karena aku lupa bawa jepit rambut, aku pun beli. tapi karena nggak enak cuma beli jepit yang harganya 1500. nggak sengaja, liat pensil eyeliner dengan merk etude dengan harga 6000. pas dites di tangan, ternyata cukup empuk, gak terlalu keras. yakan kalo digoresin ke pelupuk mata bias gak sakit. dan akhirnya dibeli lah. dasar cewek~
karena kita nggak nemu mushola, akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke
keraton kasunanan. awalnya iseng nanya tarif becak dari SGM ke keraton.
eh ternyata cuma 10ribu, yaudah kita capcus~
Patung Slamet Riyadi |
Gerbang menuju Alun-Alun Utara dan Keraton |
Foto bareng abdi dalem keraton pas ngeliat orang juga foto-foto. Ide Murni sih nih, aku sih ngikut aja. minta tolong sama bapak-bapak yang ada di situ. pas lagi pose gitu, eh si bapak bisik-bisik. bilang, minta dana sukarela. oh, bayar toh ternyata? hahaha, yaudeh, ikhlasin aja. semoga barokah ya, pak!
saatnya keliling kawasan keraton. kita nggak masuk ke keratonnya, karena bakal bayar lagi. emang sih cuma 10ribu. tapi, ah sudahlah. kita cari obyek yang lain aja. iye, dana makin tipis, bro!
Alun-Alun Selatan |
Wah, kalo masalah alun-alun, menurutku sih mending di Jogja lha ya. tapi, mungkin karena ngeliat Alun-Alunnya siang hari, jadi kurang menarik gitu.
Di kawasan keraton ada salon pake namaku! |
Sampai lah kita di Masjid di depan pintu keraton. aku lupa namanya, pokoknya masjid yang ada di depan tempat kita foto sama abdi dalem tadi.
jalan kaki menuju Pasar Klewer, numpang lewat doang sih, yang penting pernah ke sana walopun nggak beli apa-apa. oh iya, kita juga sempet di samperin sama bapak-bapak paruh baya, dia bilang mau beli sepatu buat anaknya kalo nggak salah, aneh banget. kata Murni sih, paling lagi syuting reality show. trus aku nyeletuk, jadi kita masuk tipi dong, Mur? kemudian Murni bertampang pengen noyor kepalaku.
setelah mblusuk-mblusuk di dalam Pasar Klewer, kita bingung mau ke keraton mangkunegaran lewat mana. akhirnya kita nanya sama tukang becak yang nawarin jasanya. bapaknya ngasih harga 15ribu untuk menuju ke sana. wah, mahal juga. bapaknya bilang jauh soalnya jaraknya. karena nggak ada pilihan lain, kita pun sepakat ikut sama bapaknya.
menuju Keraton Mangkunegaran diawali masuk ke daerah Ngarsopuro yang mana, setiap malam minggu akan ada sejenis pasar malam, yang menjual mulai dari makanan sampe baju, sepatu dan lain-lain. tendanya nggak pernah dilepas, jadi kalo siang tetap digunakan untuk pengendara. nah kalo malem minggunya, baru deh ditutup.
kita juga melintasi Pasar Triwindu yang katanya menjual barang-barang antik gitu. tadinya kita mau mampir, tapi karena inget budget udah tipis, akhirnya kita cuma lewat.
dan ternyata, bapaknya juga kurang tau pintu masuk Keratonnya. beliau turun dan nanya sama anak-anak yang lagi main di kawasan Keraton.
Sambil nunggu bapaknya nanya-nanya, kita foto. hahaha |
Sesampainya kita di pintu masuk Keraton Mangkunegaran, keluar Bapak penjaga. beliau bilang kalo Keraton udah tutup jam 2. dan kita nyampe sana setengah 3. beruntungnya kita masih boleh masuk, tapi cuma di pendopo, yang sekarang lagi di pake buat latihan menari.
waktu mau bayar becak, ternyata kita nggak punya pecahan 5ribu sama atau 10ribu. cuma ada 20ribu. pas kita kasih ke bapaknya, bapaknya bilang nggak punya kembalian. Ya Ampun...cobaan. bapaknya bilang baru narik sekali seharian ini. duit yang dia punya udah kepake buat makan. oh, oke, Pak. mungkin ini rejeki bapak hari ini.
Sore menjelang, sekitar setengah 5, kita capcus dari Keraton. melewati halaman keraton bagian depan dan mendapati bangunan tua yang nggak keurus. di bangunan yang bertuliskan Kavallerie - Artillerie itu, di sekitarnya terdapat permukiman. yah, cukup kumuh. nggak tau kenapa, bisa ada permukiman nggak wangun kaya gitu di kawasan budaya seperti keraton.
Menuju Ngarsopuro - Pasar Triwindu lagi, sambil menunggu Maghrib dan adanya Pasar Ngarsopuro.
Agak bingung sama pasar malem ini. sampe adzan maghrib berkumandang, baru ada 1 tenda yang pemiliknya mulai menata dagangannya. emang jam berapa sih bukanya? positifnya sih, mereka pada solat maghrib dulu baru ngurusin dagangan. iya kali ya?
Nangkring di masjid sekolah sambil ngeliat pasar yang masih kosong |
setelah cukup banyak yang mulai menata barang dagangannya, kita mulai nyari santap malam. aku melihat spanduk yang menjual nasi liwet. kita samperin deh ke sana. awalnya nanya dulu, seporsi nasi liwet berapa. ternyata 7ribu. dan ada makanan khas solo lainnya, namanya Cabuk Rambak. jadi, ketupat di iris tipis trus ada semacam bumbu kacang dibubuhi di atasnya, trus makannya sama kerupuk rambak. jadilah, kita makan dua menu ini untuk kita berdua. sama pesen es jeruk 1 gelas. hemat, beb, hemat. hahahaha. kenyang juga akhirnya. eits, tapi kita juga nggak lupa beli bakso bakar yang banyak dijual di sekitar pasar. rasanya lumayanlah. satu tusuk seribu, isi 4 bakso. oh iya, pas liat orang beli es teh di angkringan deket bakso bakar itu, kita jadi pengen beli juga. soalnya bungkusnya gede banget. dan ternyata harganya cuma 2ribu. lumayaaan. hahaha
Cabuk rambak (kiri) dan nasi liwet (kanan) |
menjelang jam 8 malam, kita memutuskan untuk pulang. balik ke Jogja. nanya-nanya sama tukang parkir, ibu-ibu jualan kalo mau ke terminal gimana. ternyata udah nggak ada bis angkot yang lewat. orang-orang yang di sekitar ibu jualan itu bilang kalo mau ke terminal mending naik becak lewat jalan pintas. kita pun jalan kaki menuju "jalan pintas" tersebut. saat ada tukang becak yang nawarin tumpangan, bapaknya ngasih harga 15ribu. mahal yes -___- akhirnya kita jalan sedikit dengan harapan mendapatkan becak dengan harga lebih murah. tapi, ternyata sama aja. bapaknya bilang jauh jaraknya kalo mau ke terminal. dan akhirnya, kita ikut sama bapaknya.
sampai di terminal, kita nyari yang jurusan Jogja. jauh juga ternyata dari pintu masuk. hedeh.. pas banget bis Mira-nya lagi mangkal. udah, kita naik dan duduk di baris kanan agak depan. nggak seberapa lama, sekitar jam setengah 9, bis pun berangkat. Jogja, kita pulang.. pas kondekturnya minta duit karcis, bapaknya bilang 15ribu. kita pikir itu untuk 1 orang, ternyata untuk 2 orang. alhamdulillah, dikasih murah. hahahaha. soalnya kata Murni, biasanya 10ribu/orang
sampe jogja sekitar jam 11 kurang. kita turun di bawah jembatan janti, nunggu jemputan Dimas dan Lukman. iya kan soalnya motor kita ada di Stasiun Tugu. cukup panjang ternyata perjalanan ke sana. dan konyol. pake ke statiun lempuyangan lah, ke jalan mataram dulu lah, terus balik ke tugu dan masuk stasiun lewat pintu depan sementara motorku ada di pintu samping. iya, itu ulah temanku yang bernama Lukman, kadang emang kelewat ngeyel..
karena lapar, kita pun nyari makan. Dimas ngasih saran ke burjo yang katanya nasi gorengnya enak. letaknya di deket hotel vidi 2. dan kita sempet salah jalan coba! Dimas.. Dimas.. kurang lebih deh sama Lukman. -____-
berikut sedikit rincian perjalanan Solo kali ini:
segini aja dulu kali ya cerita tentang traveller amatir dan payah ala aku sama Murni. next time, kita jalan-jalan lagi! tungguin cerita kita ya! salam traveller!
di kamar penuh masa depan, ditemani kucing yang tertidur pulas,
MIRA ANGGRAINI