kala itu, kupandang langit dari jendela. mendung beserta gerimis yang menimbulkan titik-titik air di jendela. suhu ruangan berubah sejuk, entah sejak kapan. seperti tersadar, lantas aku tersenyum. sudah berapa lama aku tak merasakan hawa senyaman ini? apa aku baru bangun dari tidur panjangku? apa itu terhenti sejak kamu pergi?
untuk menahan rasa memang tak mudah. terlebih aku harus berpijak dengan jarak. pertemuan yang sudah-sudah seakan menjadi tabungan akan rindu. kamu tahu, dia sudah mulai menipis. tak terbayangkan bila ia telah habis dan hanya menyisakan keheningan.
tanpa sadar aku mengatakannya. ya, aku merindukan kamu. bersama nyanyian malam yang terendap lelah.
suatu ketika, di ruang tunggu aku berdiri ditemani lampu temaram. dan saat itu seperti ada yang melintas dan berbisik, kamu kembali.